Wednesday, April 9, 2014

Good Father

Fathers, be good to your daughters
Daughters will love like you do
Girls become lovers who turn into mothers
So mothers, be good to your daughters too
          - John Mayer, Daughters -

Ayah membelikan aku sebuah laptop berwarna merah muda, aku ingat betul waktu itu kenaikan kelas sebelas. Aku memang minta dibelikan laptop untuk kebutuhan tugas sekolah.Tanpa bersusah payah merayu, ayah langsung ganti baju untuk mengantarkan aku ke sebuah acara pameran komputer di Gramedia expo, saat itu aku tinggal di Surabaya. 
Sesampainya di acara pameran, aku berkeliling melihat - lihat display laptop yang di pajang.
Sungguh banyak dan bagus - bagus, apalagi warnanya.. bikin makin bingung mau beli yang mana. 
Tiba - tiba Ayah membawaku ke salah satu sudut etalase, ada Laptop berwarna pink soft dengan layar 14 inch. Tanpa banyak bicara aku langsung manggut - manggut meng-iya-kan tawarannya. 
Dengan perasaan bahagia, aku peluk erat -erat laptop itu di perjalanan pulang hingga sampai dirumah.
Beberapa bulan setelah pembelian laptop ini, aku memang sangat merasa terbantu karena tugas - tugas sekolah dalam bentuk power point dengan begitu mudahnya aku kerjakan. 

Sore menjelang maghrib Ayah pulang kantor, dan memanggilku untuk datang ke ruang tengah. Ternyata aku di belikan laptop lagi dengan spec yang lebih canggih dan merk yang lebih bagus, laptop itu limited editon khusus bulan Februari bertepatan dengan perayaan Valentine, warnanya merah muda menyeluruh sampai bagian dalam keyboard nya, sungguh laptop yang bagus. Tapi aku agak kesal mengapa ayah begitu boros, padahal laptop yang sebelumnya, baru aku gunakan sekitar tiga bulan.
Bukan hanya itu, dia membelikan mouse, sd card, card reader, penyambung tambahan usb, dan headphone yang semuanya berwarna senada, yaitu merah muda. 
Ayah mungkin berpendapat bahwa aku menyukai warna itu, sebenarnya aku lebih suka warna coklat. Tapi semenjak ayah membelikan aku barang - barang berwarnah merah muda, aku jadi mulai suka warna merah muda

Ayah selalu membelikan barang - barang yang bagus, padahal aku belum memintanya, ayah selalu ingin memberikan barang yang istimewa. Ayah sangat memanjakan aku, tapi setelah aku beranjak dewasa hingga lulus SMA, aku membuat suatu pilihan sendiri untuk kelanjutan pendidikan. 
Aku memutuskan untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di tanah kelahiranku di ibu kota. 
Kejadian yang aku ingat adalah ketika kedua orang tua mengantarkan aku ke bandara, saat menunggu take off ayah sama sekali tidak mau duduk disampingku, beliau malah berdiri di suatu sudut. Mungkin ayah takut apabila ia tidak dapat menahan air matanya untuk melepas keberangkatan anaknya.
Kontras dengan mama yang sedari tadi sudah terisak - isak tangisnya. 
Tapi saat ini, saat aku menulis ini, malah aku yang susah payah untuk menahan air mata. 
Aku sendirian disini, tanpa mereka. 
Sulit untuk menangisi hal yang tak seharusnya di tangisi. Aku tau aku rindu.
Semoga Tuhan selalu ada untuk mu, Ayah dan Mama.